
N-K-R-I Harga Mati atau Naik !
Setelah diumumkan Yusuf Ronodipuro melalui siaran radio Jepang (Hoso Kyoku) bahwa kemerdekan negara Indonesia telah terlaksana pada tanggal 17 Agustus 1945 dan berideologi Pancasila. Masyarakat sangat bersuka cita atas perjuangan yang sudah dilakukan begitu lama sehingga membuahkan hasil yang nyata. Tidak hanya itu, masyarakat Indonesia bersepakat ketika sudah di tetapkan kemerdekaan itu “Barang siapa yang berani mengotak ngatik Pancasila, atau ingin meruntuhkan Negara yang sah, maka akan berhadapan dengan seluruh rakyat Indonesia ! mungkin itu bentuk kesetian masyarakat Indonesia terhadap Negara yang dicintainya sampai-sampai tidak hanya kucuran keringat tapi lebih dari itu termasuk kucuran darah, mereka sanggup berikan demi kedamaian NKRI (NKRI harga mati).
Berbicara tentang NKRI harga mati untuk sekarang nampaknya sangat ironi. Bukan masalah tidak ada yang berani untuk membela NKRI, justru saking banyak orang yang ingin membela NKRI dan ingin memajukan NKRI malah semakin ….. (mungkin tak usah dibahas karena terlalu risih didengar). Para penguasa saling jual-beli investasi demi kesejahteraan ekonomi, Jendral – Jendral saling adu strategi demi melancarkan urusan mobilitasi cukong-kongsi, dan para politikus saling adu argumen berlomba menjadi oposisi demi kemakmuran NKRI. Tidak ada yang salah ketika hal itu terjadi, cuman sangat disayangkan adalah ketika para aparatur pemerintah fokus dengan kemajuan yang diidamkan oleh pemikiran sendiri alhasil mereka lupa akan setiap individu masyarakat sendiri. Padahal yang disebut negara bukan hanya bersangkut paut terhadap tempat, institusi, ataupun lembaga tapi sangat komplek salah satu yang paling penting adalah masyarakat. Percuma ketika Negara bisa membangun isnpratruktur yang handal dan dikenal dunia tapi masyarakatnya terlunta-lunta dan tidak ada yang mendengar aspirasi masa.
Hari sabtu (03/09/2022) pukul 14.30 kurang lebih. Tidak seperti hari biasa mendadak masyarakat berdesak saling mengisi bahan bakar (Full). Tidak hanya dikota besar masyarakat desa mulai resah kelimpungan dikarenakan harga kebutuhan pokok semakin terlihat diketinggian. Berita-berita menyajikan kerusuhan yang terjadi karena hal demikian, apadaya kita hanya sebagai masyarakat biasa hanya bisa melihat dengan keadaan sekitar. Mungkin untuk sebagian kalangan hal tersebut tidak menjadikan sesuatu yang berarti ketika dinaikan harga, karena sudah bisa menanggulangi dengan alternative yang baru atau sudah mempersiapkan tabungan yang belum terpakai sejak dini.
Dengan hal demikian apakah akan ada kembali sosok kesatria piningit dengan niatan untuk membela negara, masyarakat jelata, sehingga bisa menggembalikan kesejahteraan bersama. Mudah-mudahan saja apabila sosok tersebut muncul tidak hanya untuk niat membela negara sebagaimana ( NKRI HARGA MATI ) tapi bisa memperhatikan juga masyarakat ketika ( HARGA NAIK ) !
Asep,26-11-2022




