“RUFAIDAH” PEREMPUAN AHLI MEDIS DALAM DUNIA ISLAM

Ketika Islam belum dikenal luas oleh kalangan orang Mekah (Jahiliyah) yang mana pada saat itu mereka masih mempercayai Ruh para leluhur, Ruh nenek moyang, dan Ruh para dewa.  Hiduplah seorang perempuan yang bernama Rufaidah. Sedari kecil ia sangat terbiasa untuk mengobati orang yang sedang sakit dikarenakan selain diajarkan oleh ayahnya ia pun dididik untuk menjadi seorang perawat yang handal. Rufaidah adalah seorang putri dari salah satu Tabib yang termasyhur pada zaman itu (Sa’ad Al-Aslsmiyyah). Cara pengobatan pada masa itu dengan cara mengundi nasib, memberi sesembahan, sampai rela memeberikan harta benda untuk sesembahan tersebut sebagai sayarat. Sedikit informasi, pada masa itu untuk  melakukan suatu proses pengobatan orang yang terkena penyakit adalah dengan cara membuatkan tato leluhur (berhala) ditubuh orang tersebut. Adapaun ketika seseorang yang akan dibedah (oprasi) untuk menghilangkan rasa sakit, para dukun/ tabib memberikan Khamar (arak) yang sangat kuat efeknya. Tidak hanya hal demikian, tentu masih banyak cara-cara yang digunakan oleh para dukun/tabib  yang jauh dari kata “Islamiyah”.

Setelah Rufaidah tumbuh dewasa ia mempunyai seorang tunangan yang bernama “Abdullata”. Ia salah seorang pedagang kurma di Mekah. Ketika itu Abdullata sangat tertarik dengan agama baru yang dibawa oleh Rasulallah Saw. hingga akhirnya ia memberitahukan Rufaidah tentang agama tersebut, hingga akhirnya mereka menikah dan masuk agama yang diserukan Rasulullah Saw (Islam). Suami Rufaidah yang tadinya bernama Abdullata setelah masuk Islam ia merubah nama menjadi Abdullah.

Abdullah dan Rufaidah setelah masuk Islam mereka senantiasa tak kenal lelah menyebarkan agama islam dan meninggalkan kebiasaan-kebiasaan zaman jahiliyah. Namun tidak berlangsung lama kebahagian yang mereka jalin, karena setelah beberapa bulan menikah Rufaidah harus ditinggalkan suami tercinta. Abdullah meninggal akibat dibunuh oleh seorang pembunuh bayaran yang handal atas titah salah satu kepala suku masyarakat setempat yang tidak suka mereka masuk Islam dan menyebar luaskan agama tersebut. sepeninggal suaminya akhirnya Rufaidah berjanji untuk melanjutkan perjuangan suaminya menyebarkan agama Islam dengan berdakwah dari satu tempat ke tempat yang lain. Tidak hanya itu karena ia mewarisi ilmu kedokteran dari ayahnya, setiap hari ia selalu mengobati orang-orang yang terkena penyakit dengan cara yang bersih dan suci tentunya yang disayariatkan oleh Islam tidak seperti yang dilakukan baik ayah atau orang terdahulunya. Disamping itu Rufaidah seorang yang amat cinta terhadap anak kecil sehingga selalu mengurus dan mengasihi yatim piatu yang ada disekitar tempatnya. Terbukti tak kurang dari 20 anak yang dirawat dirumahnya. Terlebih ia tidak memiliki anak dari pernikahan dengan Abdullah. Hingga ketika memasuki masa perang yang dilakukan Rasulullah Saw. beserta sahabat, Rufaidah ikut membantu dalam kesuksesan tentara Islam menyebar luaskan wilayah dengan cara mendirikan pos pengobatan untuk membantu para pejuang Islam yang terluka ringan maupun parah.

  • TENTANG BUKU

Buku ini sangat menarik dan akan membuat penasaran bagi yang membacanya. Disamping kita mendapat informasi yang bagus tentang hal ikhwal masalah penyakit dan bagaimana cara mengobatinya, saya sebagai perempuan merasa bangga ketika tahu bahwa Rufaidah adalah seorang perempuan pertama yang mendalami ilmu pengobatan dan yang mendirikan pos kesehatan atau mungkin sekarang kita kenal dengan sebutan “Palang Merah” di masa Rasulullah Saw. Rufaidah perempuan yang telaten, tidak tergesa-gesa dalam mengambil keputusan, selalu tersenyum terhadap apa yang dihadapi, dan ia perempuan yang senantiasa menjaga kesucian, kebersihan terhadap apa yang sedang dikerjakan. Selain buku ini mengandung bawang yang mengakibatkan cucuran air mata, buku ini menggambarkan juga betapa hebat dan rela berjuang para sahabat untuk melindungi dan mendampingi Rasulullah Saw. ketika diwaktu senang maupun duka.

“Bagaimana dengan diri kita ?…

“Bagaimana dengan diri ini, apakah bisa seperti itu ?… 

Akh … mungkin itu hanya sebuah pertanyaan yang ada dalam benak saya ketika selesai membaca buku tersebut ! mudah-mudahan kita sebagai perempuan bisa meneladani jejak kehidupan yang telah dilakukan oleh Rufaidah !

 

INTAN FEBY ARDILA . XII IPS . MA. AL-SHAHIBIYYAH

  • Judul Buku : RUFAIDAH.
  • Pengarang : Ahmad Syauqi al-Fanjari.
  • Penerbit : NAVILA.
  • Jumlah Halaman : 194.