Ahlusunnah Wal’jamaah.

Berbicara Ahlusunnah wal’jamaah bagi kalangan muslim mungkin tidak akan tidak tahu tentang hal itu (secara harfiyah). Yah siapa yang tidak mau disebut Ahlusunnah Wal’jamaah namun ketika kita Tanya ke halayak public tentang maknawiyah yang terkandung dalam kalimat tersebut, tentu pasti akan kelimpungan. Untuk itu dalam sebuah catatan kecil ini saya ingin sedikit mengkatagorikan pemahaman apa yang disebut ahlusunnah wal’jamaah dengan literature sejarah.

Secara harfiyah yang disebut dengan ahlusunnah wal’jamaah adalah sekelompok orang yang mencintai dan mengikuti Qaul, kebiasaan, dan ketetapan kangjeng Nabi Muhammad Saw. makanya jikalau ditanya kesetiap individu muslim pasti ia akan mengatakan bahwa “saya, ahlusunnah waljaamh” terlepas itu dari golongan NU, Muhammadiyah, maupun organisasi yang lain.  Dari segi literature sejarah bahwa sahnya yang disebut dengan Jemaah golongan ahlusunnah wal-jamaah adalah orang Islam beraliran Sunni yang bermadzhab Syafi’I, dalam aqidah mengikuti Abdul Hasan Asy-Ariyah dan Maturidi, sedangkan dalam konteks tasawuf mengikuti jalur Syekh Al-Junaedi. Nah dari hal seperti itu sedikit-sedikit kita bisa mengshare ke halayak bahwa yang disebut dengan Ahlusunnah wal’jamaah adalah seperti yang sudah dikemukakan diatas. Sehingga kita tidak bingung dan tidak asal-asalan ikut sesuatu faham yang ada.

Namun dari semua itu adalah kita harus bisa melepaskan belenggu yang membuat umat Islam terkungkung dalam pemikiran yang tidak seberapa. Menganggap semua salah yang benar hanya diri sendiri justru hal yang demikian yang dibenci oleh Allah Swt. Kita harus menyadari bahwa terlepas dari maknawiyah kita harus berpegang teguh untuk kesatuan dan persatuan uamat Islam itu sendiri, jangan mengaku ahlusunnah wal’jamaah namun dalam kehidupan tidak menjalankan tata syariat yang sudah diembankan Allah kepada Umatnya. Ingatlah dalam sebuah ungkapan hadist : “Bahwa dihari kiamat semua orang akan terbagi kedalam 73 golongan, dan hanya satu golongan yang akan diselamatkan Allah swt”.

Siapakah umat satu gologan itu,? NU, Muhammadiyah, Persis, atau organisasi yang lainnya. Jawabannya adalah “Wallahualam Bisshawab”. Mudah-mudahan sedikit pemaparan tersebut bisa kita cerna secara mendalam, dan mohon maaf jikalau dalam pemaparan tersebut pembaca tidak bisa memahami tidak lain itu adalah kekurangan dari saya sendiri.